Kamis, 12 Agustus 2010

Puasa dan Hikmahnya

Oleh : Ulya Hikmah Pane, Lc.

Allah swt berfirman melalui lisan nabinya:“Puasa adalah untukku dan aku yang akan membalasnya.” (Hadits Qudsi)

Puasa tidak hanya ada di dalam agama kita ummat Islam, puasa juga ada dalam agama lain hanya saja tata caranya yang berbeda-beda. Dalam Islam ada beberapa jenis puasa diantaranya puasa sunnat dan puasa wajib, akan tetapi al-Qur’an mengurai tentang puasa Ramadhan dalam surah al-Baqarah, kewajiban puasa Ramadhan ini dimulai pada tahun kedua Hijrah karena ayat tersebut turun di Madinah.

Allah swt berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 183)

Bagi orang yang tidak mampu berpuasa, tidak diwajibkan atasnya berpuasa, seperti orang yang sakit parah, orang tua yang sudah uzur, perempuan hamil, ibu yang menyusui dan musafir. Akan tetapi mereka wajib menggantinya di hari yang lain atau cukup hanya dengan membayar fidyah saja sebagai bentuk keringanan dari Allah swt dan juga kasih sayang-Nya, tidak ada yang memberatkan bahkan banyak sekali mengandung hikmah.

Sebagian hikmah puasa bisa dilihat dalam firman Allah Swt yang artinya: “Agar kamu bertakwa.” Takwa adalah buah yang diharapkan dan dihasilkan dari proses puasa. Buah tersebut akan menjadi bekal bagi orang yang beriman dan perisai baginya agar tidak terjatuh dalam jurang kemaksiatan.

Seorang ulama sufi pernah berkata tentang pengaruh takwa bagi kehidupan seorang muslim: “Dengan bertakwa, para kekasih Allah akan terlindungi dari perbuatan yang tercela, dalam hatinya diliputi rasa takut kepada Allah sehingga senantiasa terjaga dari perbuatan dosa, pada malam hari mengisi waktu dengan kegiatan beribadah, lebih suka menahan kesusahan dari pada mencari hiburan, rela merasakan lapar dan haus, merasa dekat dengan ajal sehingga mendorongnya untuk memperbanyak amal kebajikan.” Takwa merupakan kombinasi kebijakan dan pengetahuan, serta gabungan antara perkataan dan perbuatan.

Puasa Ramadhan juga akan membersihkan rohani kita dengan menanamkan perasaan kesabaran, kasih sayang, pemurah, jujur, ikhlas, disiplin, terhindar dari sifat tamak dan rakus, percaya pada diri sendiri, merasakan penderitaan orang lain yang kelaparan, mereka yang hidup dalam kemiskinan dan kekurangan, sehingga akhirnya menimbulkan solidaritas antar sesama. Meskipun makanan dan minuman itu halal, kita sanggup menahan diri untuk tidak menyentuhnya karena benar-benar ta’at dengan perintah Allah swt.

Selama satu bulan kita diberi kesempatan untuk melatih diri menjadi insan-insan takwa dan bukanlah menjadi orang yang suka berkamuflase, Rasullah saw bersabda: “Bukanlah puasa itu hanya sekedar menghentikan makan dan minum tetapi puasa itu ialah menghentikan omong kosong dan kata-kata kotor.” (HR. Ibnu Khuzaimah).

Beruntunglah bagi orang yang dapat berpuasa selama bulan Ramadhan, karena puasa itu bukan saja dapat membersihkan rohani manusia, tetapi juga akan membersihkan jasmani manusia itu sendiri, puasa sebagai alat penyembuh yang baik. Semua alat pada tubuh kita senantiasa digunakan, boleh dikatakan alat-alat itu tidak pernah istirahat selama 24 jam.

Alhamdulillah dengan berpuasa kita dapat mengistirahatkan alat pencernaan lebih kurang selama 12 jam setiap harinya. Oleh karena itu dengan berpuasa, organ dalam tubuh kita dapat bekerja dengan lebih teratur dan efektif.

Allah swt berfirman: “Makan dan minumlah kamu dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. al-A'raf: 31) Dan Nabi saw juga telah mengajarkan kepada kita melalui sabda beliau: “Kita ini adalah kaum yang makan apabila merasakan lapar, dan makan dengan secukupnya (tidak kenyang).”

Tubuh kita memerlukan makanan yang bergizi sesuai keperluan tubuh kita. Jika kita makan berlebih-lebihan sudah tentu ia akan membahayakan kesehatan kita. Bisa menyebabkan badan menjadi tidak sehat, menimbulkan obesitas serta efek lainnya adalah bisa mengakibatkan sakit jantung, darah tinggi, penyakit kencing manis, dan berbagai penyakit lainnya. Dengan demikian maka puasa bisa dijadikan sebagai media diet yang paling ampuh dan praktis.

Puasa tidak diwajibkan sepanjang tahun, juga tidak dalam waktu yang sebentar melainkan pada hari-hari yang terbatas, yaitu hari-hari bulan Ramadan, dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Karena, jika puasa diwajibkan secara terus menerus sepanjang tahun atau sehari semalam tanpa henti, tentu akan memberatkan. Begitu juga jika hanya untuk waktu setengah hari, maka tidak akan memiliki pengaruh apa-apa.

Dalam ayat-Nya Allah telah menegaskan kepada manusia, keutamaan puasa di bulan suci Ramadhan sebagai bulan keberkahan, penuh rahmat dan maghfirah (ampunan) yang tidak ada di bulan-bulan yang lain, sebagaimana Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang berpuasa dengan penuh keimanan dan pengharapan, maka Allah ampunkan baginya dosa-dosanya yang telah lalu.” Dan juga mukjizat yang paling agung turun dibulan ini yaitu al-Qur’an.

Ayat-ayat al-Qur'an juga menjelaskan betapa Tuhan begitu dekat dengan hambanya, Ia selalu menjawab do'a mereka di mana dan kapan pun mereka berada, tidak ada pemisah antara keduanya. Maka sudah selayaknya bagi seorang muslim, untuk selalu berdo'a, memohon ampunan kepada Tuhannya, beribadah dengan tulus-ikhlas, beriman, dan tidak menyekutukan-Nya, dengan harapan Allah akan mengabulkan semua do'a dan permintaannya.

Diriwayatkan bahwa sekumpulan orang pedalaman bertanya kepada Nabi saw: “Wahai Muhammad! Apakah Tuhan kita dekat, sehingga kami bermunajat (mengadu dan berdoa dalam kelirihan) kepada-Nya, ataukah Ia jauh sehingga kami menyeru (mengadu dan berdoa dengan suara lantang) kepada-Nya?” Maka turunlah ayat: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.” (QS. al-Baqarah: 186)

Demikianlah agungnya bulan mulia ini yang hanya datang setahun sekali, banyak sekali hikmah yang bisa diambil dari perjalanan bulan ini bagi orang-orang yang mau berfikir. Semoga kita menjadi orang yang tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini, maka berlomba-lombalah mencari keberkahan dan rahmat yang ditebarkan Allah di bulan ini, bersiap-siaplah kita menebarkan jala yang baik untuk menangkap rahmat dan ampunan Allah kepada diri kita. Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa sehari di jalan Allah maka di antara dia dan neraka ada parit yang luasnya seperti antara langit dengan bumi".
Wallahu a’lam bis-shhawab.

Penulis adalah: Alumni Fakultas Dirasat Islamiyah Wal Arabiyah Jurusan Syariah Islamiyah Universitas Al-Azhar Cairo Mesir dan Pengasuh Pesantren Perbatasan Safinatus Salamah Biskang Kab. Aceh Singkil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar